NPM : 23210058
Kelas : 3eb20
Dosen : EDY PRIHANTORO
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2# ( Tulisan 14 )
Industrialisasi
1. Konsep
dan Tujuan Industrialisasi
Awal konsep industrialisasiè
Revolusi industri abad 18 di Inggris è Penemuan metode baru dlm pemintalan dan
penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan peningkatan
produktivitas factor produksi.
Industrialisasiè suatu
proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan
perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong
perubahan struktur ekonomi.
Industrialisasi merupakan
salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hanya
beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam melimpah seperti
Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi.
Tujuan pembangunan industri
nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi
permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi
permasalahan secara nasional, yaitu :
(1) Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri.
(2) Meningkatkan
ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
(3) Memberikan
sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
(4) Mendukung perkembangan
sektor infrastruktur.
(5) Meningkatkan kemampuan
teknologi.
(6) Meningkatkan pendalaman
struktur industri dan diversifikasi produk.
(7) Meningkatkan penyebaran
industri.
2.
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
a.
Kemampuan teknologi dan inovasi
b.
Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
c.
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki
industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah
seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
d.
Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah
penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan
ekonomi
e.
Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap
implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
f.
Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam
industrialisasi
g.
Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi
industri orientasi ekspor.
3.
Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
Perusahaan manufaktur
merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan
industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan untuk
melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini
dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja
industri secara keseluruhan.
Sejak krisis ekonomi dunia
yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional,
perkembangan industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan
perkembangan yang menggembirakan. Bahkan perkembangan industri nasional,
khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat merosot ketimbang grafik
peningkatannya.
Sebuah hasil riset yang
dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga internasional terhadap prospek
industri manufaktur di
berbagai negara memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dari 60 negara
yang menjadi obyek penelitian, posisi industri manufaktur Indonesia berada di
posisi terbawah bersama beberapa negara Asia, seperti Vietnam. Riset yang
meneliti aspek daya saing produk industri manufaktur Indonesia di pasar global,
menempatkannya pada posisi yang sangat rendah.
Industri manufaktur masa
depan adalah industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang
didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia (comparative
advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk serta
ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya
kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia
(competitive advantage).
4.
Permasalahan Industrialisasi
Industri manufaktur di LDCs
lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1. Keterbatasan teknologi.
2. Kualitas Sumber daya
Manusia.
3. Keterbatasan dana
pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta.
4. Kerja sama antara
pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah.
5.
Strategi Pembangunan Sektor Industri
Startegi pelaksanaan
industrialisasi :
1. Strategi substitusi impor
(Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan
industri berorientasi domestic yang dapatmenggantikan produk impor. Negara yang
menggunakan strategi ini adalah Korea & Taiwan.
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
§ Sumber daya alam &
Faktor produksi cukup tersedia
§ Potensi permintaan dalam
negeri memadai
§ Sebagai pendorong
perkembangan industri manufaktur dalam negeri
§ Kesempatan kerja menjadi
luas
§ Pengurangan ketergantungan
impor, shg defisit berkurang’
2. Strategi promosi ekspor
(outward Looking)
Beorientasi ke pasar
internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang memiliki
keunggulan bersaing.
Rekomendasi agar strategi
ini dapat berhasil :
§ Pasar harus menciptakan
sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik
pasar input maupun output.
§ Tingkat proteksi impor
harus rendah.
§ Nilai tukar harus
realistis.
§ Ada insentif untuk
peningkatan ekspor.
Sumber :
1. kuswanto.staff.gunadarma .ac.id/.../7-INDUSTRIALISASI+DAN+PERKEMBA NGAN.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar