Minggu, 08 April 2012

2eb20_K1

Nama : Gusty Randa
NPM : 23210058
Kelas : 2eb20

Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia

Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia1 1. Pendahuluan Salah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pemba-yaran. Munculnya ekonomi makro dimulai dengan terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1929.
Depresi merupakan suatu malapetaka yang terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan produksi terhenti akibat adanya inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation). Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu: 1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) dan 2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation) 3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation). Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) atau inflasi dari sisi permintaan (demand side inflation) adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan eko-nomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).

Penyelesaian Menurut saya adalah...

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa apabila terjadi kenaikanharga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementarasifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalumenghadapi permasalahan inflasi ini. Adanya pengaruh yang signifikan antaratingkat pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi yaitu apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka pengganguran akan menurun. Dengan demikian, penggambaran kurva Phillip yang menghubungkan inflasidengan tingkat penggangguran untuk kasus Indonesia tidak tepat untukdigunakan sebagai kebijakan untuk menekan tingkat pengangguran. Hasilanalisis statistik pengujian pengaruh inflasi terhadap pengangguranmembuktikan secara meyakinkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyataantara inflasi dengan tingkat pengangguran. Sehingga menurut A.W. Philipternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran yang dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar